Simply Me

Simply Me

Friday 24 February 2012

HUKUM PERUSAHAAN


MENGENAL BENTUK – BENTUK PERUSAHAAN
(Drs. Lukman syamsudin,MA, “Manajemen Keuangan Perusahaan”)

     Pembahasan mengenai  bentuk-bentuk perusahaan ini dianggap penting karena manajer keuangan tidak bisa melepaskan diri dari lingkungan  atau bentuk perusahaan tempat dia bekerja, dimana masing-masing bentuk perusahaan mempunyai aturan yang berbeda satu sama lain  terutama dalam hal pengenaan  pajak atas penghasilan yang diperoleh. Empat bentuk badan usaha tersebut adalah PERUSAHAAN PERSEORANGAN, PERSEKUTUAN DENGAN FIRMA, PERSEKUTUAN KOMANDITER DAN PERSEROAN TERBATAS

1.     PERUSAHAAN PERSEORANGAN

Perusahaan perseorangan adalah suatu bentuk badan usaha yang dimiliki oleh perseorangan yang berusaha untuk memperoleh keuntungan bagi dirinya sendiri.
Modal perusahaan perseorangan berasal dari pemilik sendiri dan kemampuan perusahaan untuk dapat menarik pinjaman sangat tergantung pada kemampuan dan nama baik pemilik. Segala keputusan dan tanggung-jawab dalam menjalankan perusahaan, baik yang berhubungan dengan produksi, pembelanjaan, pemasaran dll berada di tangan pemilik sendiri.

Kebaikan Perusahaan Perseorangan

  1. Penerimaan seluruh keuntungan perusahaan:
  2. Kemudahan dalam pengoperasian, karena selain kecil juga aktivitas-aktivitas yang dilakukan masih sangat terbatas;
  3. Jumlah pengeluaran untuk biaya organisasi pun tidak terlalu besar;
  4. Pemilik mempunyai kebebasan sepenuhnya untuk menentukan apa yang akan dilakukan yang dapat memberikan keuntungan  yang paling besar baginya;
  5. Pajak yang rendah;
  6. Terjaminnya rahasia perusahaan dan peraturan tentang perusahaan perseorangan tidak terlalu banyak.

Kelemahan Perusahaan Perseorangan

  1. Tanggung-jawab tidak terbatas. Utang perusahaan tidak hanya ditanggung atau dijamin oleh harta perusahaan tetapi juga leh pribadi pemilik;
  2. Besarnya perusahaan terbatas. Untuk dapat menangani masalah-masalah yang lebih besar maka diperlukan adanta persekutuan dengan orang lain.
  3. Kelanjutan atau kontinuitas perusahaan sangat terbatas.

2.     PERSEKUTUAN DENGAN FIRMA

Persekutuan dengan Firma adalah persekutuan antara dua orang atau lebih untuk menjalankan usaha secara bersama-sama, dimana nama perusahan biasanya diambil dari nama salah seorang atau gabungan nama pemilik. Untuk mendirikan sebuah firma diperlukan sebuah akte resmi atau akte di bawah tangan yang memuat nama perusahaan, besarnya modal masing-masing peserrta, serta hal-hal lain yang sudah disetujui bersama.

Kebaikan Persekutuan Dengan Fimra

a.       Kebutuhan modal dapat dipenuhi secara lebih baik dibandingkan dengan perusahaan perseorangan;

b.      Setiap tindakan dapat dipertimbangkan dengan lebih baik. Tanggung-jawab masing-masing sekutu akan diberikan sepenuhnya kepada perusahaan karena tindakan sekutu yang satu juga akan mempengaruhi sekutu yang lain.

Kelemahan Persekutuan Dengan Firma

a.       Tanggung-jawab dalam persekutuan dengan firma juga tidak terbatas;

b.      Karena bergabungnya dua orang atau lebih, maka tidak mustahil akan timbul perselisihan diantara mereka sendiri;

c.       Berakhirnya persekutuan firma dapat terjadi karena berbagai alas an, yaitu :

·         Kematian atau failitnya salah seorang sekutu
·         Salah seorang sekutu menarik diri
·         Dibubarkan oleh fihak berwenang
·         Jangka waktu untuk mana persekutuan dengan firma didirikan telah habis

3.     PERSEKUTUAN KOMANDITER

Persekutuan Komanditer adalah persekutuan yang terdiri dari dua jenis sekutu : Sekutu Komanditer dan Sekutu Komplementer. Sekutu Kmanditer  hanya menyerahkan modalnya saja ke dalam perusahaan untuk dijalankan oleh sekutu komplementer. Sekutu Komplementer berkewjiban menjalankan perusahaan dan bertanggung-jawab sepenuhnya atas berhasil tidaknya perusahan dalam melaksanakan aktivitasnya.

Kebaikan Persekutuan Komanditer :

  1. Kebutuhan akan modal dapat mudah dipenuhi
  2. Pimpinan dapat terdiri dari beberapa orang
  3. Tanggung-jawab sekutu komanditer pada saat perusahaan mengalami kerugian terbatas pada jumlah modal yang diserahkan saja

Kelemahan Persekutuan Komanditer :

  1. Sekutu komanditer tidak ikut menjalankan perusahaan
  2. Sekutu komplementer mempunyai tangung-jawab yang tidak terbatas, sama seperti  sekutu dalam persekutuan dengan firma

4.     PERSEROAN TERBATAS

Perseroan Terbatas adalah suatu bentuk perusahaan di mana modal sendirinya terdiri dari saham-saham.
Tanggung-jawab pemilik (pemegang saham)  terbatas hanya sebesar modal yang ditanamkan di dalam perusahaan.
Yang dimaksud dengan perkataan “Terbatas” pada Perseroan Terbatas adalah menunjuk kepada terbatasnya tanggung-jawab pemilik perusahaan (dalam hal perusahaan mengalami kerugian) sebesar modal saham yang dimilikinya.

Kebaikan Perseroan Terbatas :

a.       Tangung-jawab pemilik dalam keadaan perusahaan mengalami kerugian terbatas pada jumlah modal saham yang dimilikinya
b.      Lebih mudah mendapatkan modal
c.       Kekayaan pemilik dan kekayaan perusahaan terpisah satu sama lain
d.      Pimpinan perusahaan adalah orang yang dianggap mampu untuk menjalankan perusahaan dengan baik
e.       Kelangsungan hidup perusahaan terjamin, karena dalam hal ini kelangsungan hidup perusahan tidak akan terpengaruholeh meninggalnya seorang pemilik, direksi ataupun komisaris

Kelemahan Perseroan Terbatas :

a.       Jumlah pajak yang besar
b.      Biaya organisasi dan biaya pendirian Perusahaan Terbatas cukup besar
c.       Rahasian perusahaan tidak terjamin
d.      Karena tersebarnya para pemegang saham maka akan sangat sulit bagi mereka untuk menghadiri rapat umum pemegang saham
e.       Peraturan pemerintah cukup banyak, ataupun kemungkinan kurangnya perhatian daripada karyawan karena merasa tidak menjadi pemilik perusahaan.

 
      BENTUK RESTRUKTURISASI PERUSAHAAN

1.                  AKUISISI

Berasal dari  ACQUIRE  yaitu memperoleh, mengambil alih.
Ketika perusahaan  (ACQUIROR) mengakuisisi perusahaan lain (ACQUIREE), perusahaan tersebut membuat suatu investasi modal, jika dapat meningkatkan kemakmuran pemegang sahamnya.

2.                   MERGER

Adalah kombinasi  dua perusahaan  dimana satu perusahaan kehilangan eksistensinya sebagai satu kesatuan, perusahaan yang bertahan mengambil alih aktiva dan hutang perusahaan yang digabungkan.

Jenis-jenis Merger :

a.       Merger Horisontal

Mengkombinasikan dua perusahaan dalam lini usaha yang sama, dengan menghilangkan fasilitas rangkap dan menawarkan lini produk yang lebih luas dengan harapan total permintaan akan naik.

b.      Merger Vertikal

Mengkombinasikan dua perusahaan dan digunakan perusahaan untuk memperluas ke depan yaitu konsumen akhir atau kebelakang yaitu sumber bahan baku. Merger ini memberikan pengendalian yang lebih besar terhadap distribusi dan pembeliannya

c.       Congeneric Merger

Merger yang melibatkan dua atau lebih perusahaan yang bisnisnya tidak berhubungan. Dari segi diversifikasi, merger ini yang paling memberikan keuntgungan pengurangan risiko bisnis

d.      Conglomerate Merger

Merger antara perusahaan-perusahaan yang bisnisnya tidak berhubungan.
Dari segi diversifikasi, merger ini yang paling memberikan keuntungan pengurangan  risiko bisnis.

Dilihat dari  proses melakukan merger, merger dikategorikan menjadi dua :

a.       Friendly Merger

·               Terjadi bila manajemen perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam merger memiliki keinginan untuk melakukannya.
·               Target firm ”seek to be acquired’, manajemen suatu perusahaan  yang mengalami  kesulitan keuangan  atau memang bermaksud  melepas perusahaannya melakukan pendekatan kepada perusahaan yang berminat, tujuannya adalah menemukan  harga yang baik dan proses yang cepat.  

b.      Hostile Merger

·         Terjadi bila pihak manajemen perusahaan yang akan diakuisisi (target firm) menolak menjual perusahaannya kepada pihak yang bermaksud mengakuisisi (acquiring firm)

Dilihat dari sudut pandang analisis keuangan, merger dapat dikategorikan :

a.       Operating Merger
Terjadi  bila operasi dari dua atau lebih perusahaan yang melakukan merger dijadikan stau
b.      Financial Merger
Terjadi bila setelah merger, perusahaan-perusahaan yang terlibat merger tetap dipertahankan dan beroperasi sendiri seperti sebelum terjadi merger.

3.                   KONSOLIDASI

Adalah kombinasi dua perusahaan, yang kemudian dibentuk satu perusahaan yang baru.

·                     Jika dua perusahaan memiliki ukuran yang hampir sama berniat bergabung, umumnya mereka akan memilih konsolidasi
·                     Jika ukurannya berbeda, perusahaan satu (biasanya yang berukuran lebih besar) akan mengakuisisi perusahaan lain melalui merger
·                     Perbedaan antara merger dan konsolidasi penting dalam hal hukum, teknis analisis yang sama diterapkan pada keduanya. Pada umumnya orang menggunakan istilah akuisisi korporat dan merger secara bergantian untuk menunjukkan kombinasi korporasi secara umum.

Alasan Kombinasi (Merger, Konsolidasi) :

a.       Efek Sinergi 

·         Operating Economus (Economies of Scale) : Keekonomisan Operasi Dan Skala
·         Financial Economies
·         Differential Efficiency
·         Increased Market Power

b.      Pertimbangan Pajak

c.       Perbaikan Manajemen, Insentif probadi manajemen perusahaan

d.      Membeli aktiva dibawah biaya penggantian (Replacement Cost)

e.       Pertumbuhan

f.       Situasi Penilaian

g.      Diversifikasi

4.                  TAKE OVER

Pengambilalihan diantara dua perusahaan baik secara sukarela maupun terpaksa dengan cara penawaran tender.

5.                  TENDER OFFER

Perusahaan mengajukan penawaran resmi kepada pemegang saham untuk membeli kembali sejumlah lembar saham dengan harga tertentu.

6.                  DIVESTITURE

Merupakan salah satu cara restrukturisasi kepemilikan perusahaan dengan cara pelepasan diri sebagian atau keseluruhan dari perusahaan yang berjalan (kebalikan dari merger).
Metode Divestiture :

a.       Likuidasi perusahaan secara sukarela

b.      Menjual sebagian perusahaan (Partial Sell-off)

c.       Spin-off perusahaan (bentuk pelepasan yang menghasilkan divisi/unit bisnis menjadi perusahaan yang independent)

d.      Equity carve-out (menjual cabang perusahaan kepada masyarakat umum)

7.                   DEFENSIVE MERGER

Pada kasus dimana manajemen perusahaan target berusaha menghindari pengambilalihan perusahaan dari pihak lain, mereka akan melakukan tindakan-tindakan Defensive Merger, misalnya dengan :

a.       Berusaha menyakinkan pemegang saham bahwa harga yang ditawarkan terlalu  rendah
b.      Memunculkan isu tentang monopoli agar pemerintah melakukan intervensi
c.       Membeli kembali sebagian saham perusahaan (stock repurchase) agar harga saham yang tersisa  di bursa meningkat melebihi harga yang ditawarkan potential acquiring firm
d.      Mencari  ’white knight’ atau satria putih yaitu calon pembeli lain yang lebih dapat diterima oleh manajemen perusahaan target untuk berkompetisi dengn potential acquirer
e.       Mencari ’white squire’ atau dayang putih, yaitu perusahaan yang bersahabat dengan manajemen perusahaan target untuk membeli sebagian saham perusahaan
f.       Menerapkan taktik ’poisson pill’, yaitu tindakan membuat kondisi perusahaan menjadi kurang menarik untuk diakuisisi
g.      Membuat ’golde parachute’ yaitu aturan-aturan yang mengharuskan adanya pemberian kompensasi besar bagi manajemen perusahaan jika mereka diganti setelah adanya merger.

8.                  GOING PRIVAT
Membuat perusahaan public menjadi privat (pribadi) melalui pembelian saham oleh manajemen saat ini.

9.                   MANAGEMENT BUYOUTS (MBO)
Suatu tindakan sebagian kecil pemegang saham, biasanya melibatkan manajemen perusahaan untuk mengambilalih kepemilikan dengan menggunakan dana yang diperoleh dari menerbitkan obligasi (berhutang)

10.              LEVERAGE BUYOUTS (LBO)
Pembelian yang dileverage merupakan perolehan yang terutama dibiayai dengan utang, pemnbelian dengan tunai bukan dengan saham, menyangkut usaha yang intensif modal (padat modal).

11.               JOINT VENTURE
Suatu program kerjasama dimana sebagian dari dua perusahaan bergabung untuk tujuan tertentu


INVESTMENT BANKERS

Atau perusahaan investasi memiliki peran yang penting dalam proses merger perusahaan, fungsinya :

a.       Membantu menyusun rencana merger

b.      Membantu target firm menyusun rencana defensive merger

c.       Membantu menghitung nilai target firm

d.      Membantu pendanaan merger

e.       Melakukan spekulasi pada saham-saham potential target firm


PERLAKUAN TERHADAP INCOME PERUSAHAAN

            Income yang dibicarakan adalah Income dari perusahaan yang berbentuk PT. Dengan topik-topik : Depresiasi, Cash Flows, Bunga serta Deviden.

1.            DEPRESIASI

Depresiasi (Penyusutan) adalah merupakan salah satu komponen biaya tetap yang timbul karena digunakannya aktiva tetap, dimana biaya ini dapat dikurangkan dari revenue/penghasilan.
Biasanya suatu perusahaan menggunakan dua metode depresiasi, yang satu dimaksudkan  untuk laporan keuangan terhadap pemilik perusahaan sedangkan yang satunya lagi digunakan untuk laporan ke kantor pajak.

Metode Depresiasi :

a.       The Stright-line Method
b.      The Double Declining
c.       The Sum-of-the years digit method

Depresiasi dan Cash Flows

Untuk mengetahui  berapa cash flows yang diterima oleh perusahaan, maka harus diadakan penyesuaian (adjustment) terhadap laporan laba rugi (income statement) yang sudah  dibuat yaitu dengan jalan menambahkan kembali biaya (expenses) yang tidak memerlukan pengeluaran uang kas (noncash charges).

Noncash Charges adalah expenses yang dapat dikurangkan  dari revenue/penghasilan tetapi tidak memerlukan pengeluaran uang kas. Macamnya : Depresiasi, Amortisasi dan Deplesi.

Perhitungan Cash Flows dapat dilakukan dengan persamaaan :

               Cash Flows = Net profit after tax + Noncash charges

Contoh : Persamaan 1
               Earning after taxes                              Rp.   12.000,00
               Plus : Depresiasi                                  Rp.     5.000,00
                                                                          ---------------------
                Cash Flow                                          Rp.    17.000,00


Tabel 1
Laporan Laba-Rugi
Perusahaan Dito-Resha
Per 31 Desember 2000

Sales
Rp.             100.000,00
Less : Return & Allowances
Rp.                 5.000,00
Net sales
Rp.               95.000,00
Less : cost of good sold
Rp.               45.000,00
Gross Profit
Rp.               50.000,00
Less : Depreciation
Rp.                 5.000,00

Rp.                45.000,00  
Less : General & Adm Expenses
Rp.                20.000,00
Earning before interest and taxes (EBIT)
Rp.                25.000,00
Less : interest expenses
Rp.                  5.000,00
Earning before taxes
Rp.                20.000,00
Less : Taxes 40 %
Rp.                  8.000,00
Earning (net profit) after taxes (EAT)
Rp.                12.000,00







Tabel 2
Laporan Laba-Rugi
Perusahaan Dito-Resha, 31 Desember 2000
Yang dibuat atas dasar Cash Flow

Sales
Rp.             100.000,00
Less : Return & Allowances
Rp.                 5.000,00
Net sales
Rp.               95.000,00
Less : cost of good sold
Rp.               45.000,00
Gross Profit
Rp.               50.000,00
Less : General & Adm Expenses
Rp.               20.000,00
Earning before interest and taxes (EBIT)
Rp.               30.000,00  
Less : interest expenses
Rp.                 5.000,00
Earning before taxes (EBT)
Rp.                25.000,00
Less :  Taxes 40 %  (Rp. 20.000 x 40%) *
Rp.                  8.000,00
Cash Flows
Rp.                17.000,00
       * perhitungan pajak didasarkan  atas jumlah sesudah dikurangi depresiasi


Metode Depresiasi

Contoh :
Perusahaan Dito-Resha, membeli sebuah mesin seharga Rp. 27.000,00 dengan umur ekonomis 5 tahun Dan diperkirakan pada akhir tahun kelima masih akan mempunyai nilai residu sebesar Rp. 2.000,00

a.      The stright line method (Metode garis lurus)

Jumlah depresiasi dengan menggunakan metode straight line ini dapat dihitung dengan jalan membagi ‘depresiasi value’ (jumlah investasi dikurangi dengan nilai residu) dari suatu aktiva dengan umur ekonomisnya shg dg menggunakan metode ini jumlah depresiasi setiiap tahunnya adalah sama.


Depreciable value       Rp. 27.000,00 – Rp. 2.000,00
---------------------- =   ------------------------------------- = Rp.  5.000,00 per tahun
         Life                                             5

b.      The double declining balance method
Tingkat depresiasi yg digunakan did lm metode ini adalah sama dengan tingkat yg digunakan dlm metode straight line dikalikan dengan  dua. Dengan menggunakan metode ini maka jumlah yg digunakan sbg dasar perhitungan depresiasi adalah keseluruhan  nilai investasi, jadi bukan nilai investasi dikurangi dengan nilai residu, Dan biasanya jumlah depresiasi pada tahun terakhir akan sama dengan nilai buku pada awal tahun terakhir dikurangi dengan jumlah residu.

Kalau dalam contoh perhitungan metode straight line diatas diketahui bahwa tingkat depresiasi adalah 1/5 atau 20%, maka dlm metode double declining balance tingkat depresiasinya adalah 2 x 1/5 = 2/5 atau 40 %

Tabel 3
Perhitungan jumlah Depresiasi dengan metode Double Declining Balance

Tahun
Nilai Buku pada awal tahun

(1)
Tingkat Depresiasi

(2)
Jumlah Depresiasi
(1) x (2)
(3)
Nilai buku pada akhir tahun
(1) – (3)
(4)
1
Rp. 27.000,00
2/5
Rp. 10.800,00
Rp. 16.200,00
2
Rp. 16.200,00
2/5
Rp. 6.480.00
Rp. 9.720,00
3
Rp. 9.720,00
2/5
Rp. 3.888,00
Rp. 5.832,00
4
Rp. 5.832,00
2/5
Rp. 2.333,00
Rp. 3.499,00
5.
Rp. 3,499,00
2/5
Rp. 1.499,00
Rp. 2.000,00
Total jumlah depresiasi  selama 5 tahun Rp. 25.000,00

c.       The sum of the years digits method
Dengan menggunakan metode ini maka keseluruhan bilangan umur dari suatu aktiva harus dijumlah. Jika ’n’ adalah umur ekonomis dari suatu aktiva dan ’S’adalah jumlah keseluruhan bilangan umur teknis dari aktiva tsb maka jumlah depresiasi pada tahun pertama adalah n/S, pada tahun kedua (n-1)/5 dst., dikalikan dg depreciable value.
Dalam contoh diatas dimana umur ekonomis aktiva adalah 5 tahun maka jumlah keseluruhan bilangan S, adalah 5+4+3+2+1 = 15, atau dapat pula dicari dengan rumus :
    
        n(n-1)                        5 (6)
S = ---------              S = ----------   = 15
            2                              2

Tabel 4
Perhitungan Jumlah Depresiasi
Dengan Menggunakan Metode The Sum of The Year Digits

Tahun
Tingkat Depresiasi

(1)
Depreciable Value

(2)
Jumlah Depresiasi
(1) x (2)
(3)
1
5/15
Rp. 25.000,00
Rp. 8.333.00
2
4/15
Rp. 25.000,00
Rp. 6.667,00
3
3/15
Rp. 25.000,00
Rp. 5.000,00
4
2/15
Rp. 25.000,00
Rp. 3.333,00
5
1/15
Rp. 25.000,00
Rp. 1.667,00


Total
Rp. 25.000,00




Tabel 5
Net Income After Taxes (Laba Bersih Sesudah Pajak)
Dengan Menggunakan Metode Depresiasi yang Berbeda-beda

Tahun
Stright Line
Method
Double Declining Balance Method
Sum of the years digits method
1
Rp. 12.000,00
Rp. 8.520,00
Rp. 10.000,00
2
Rp. 12.000,00
Rp. 11.112,00
Rp. 11.000,00
3
Rp. 12.000,00
Rp. 12.667,00
Rp. 12.000,00
4
Rp. 12.000,00
Rp. 13.601,00
Rp. 13.000,00
5
Rp. 12.000,00
Rp. 14.100,00
Rp. 14.000,00
Total
Rp. 60.000,00
Rp. 60.000,00
Rp. 60.000,00

Tabel 6
Cash Flows yang Diterima Perusahaan Dito-Resha
Dengan Menggunakan Metode Depresiasi yang Berbeda-beda

Tahun
Stright Line
Method
Double Declining Balance Method
Sum of the years digits method
1
Rp. 17.000,00
Rp. 19.320,00
Rp. 18.333,00
2
Rp. 17.000,00
Rp. 17.592,00
Rp. 17.667,00
3
Rp. 17.000,00
Rp. 16.555,00
Rp. 17.000,00
4
Rp. 17.000,00
Rp. 16.934,00
Rp. 16.333,00
5
Rp. 17.000,00
Rp. 15.599,00
Rp. 15.667,00
Total
Rp. 85.000,00
Rp. 85.000,00
Rp. 85.000,00


12.        BUNGA Dan DEVIDEN

Di dalam Laporan Laba Rugi, bunga ditampakkan sebagai biaya yang menggambarkan pembayaran yang dilakukan oleh perusahaan kepada para kreditor atas uang yang dipinjamnya sehingga dapat mengurangi jumlah pajak, sedangkan pembayaran pinjaman pokok bukanlah merupakan biaya yang dapat mengurangi jumlah pajak tetapi hanya sebagai pengeluaran dan tidak diperlihatkan di dalam  laporan laba-rugi
Deviden merupakan distribusi dari income yang diperoleh perusahaan kepada para pemegang saham. Pembayaran deviden ini sendiri bukanlah merupakan biaya yang dapat digunakan untuk mengurangi pajak, Dan pembayaran ini merupakan pengeluaran bagi perusahaan dimana bunga merupakan pembayaran yang sifatnya sementara atas uang yang dipinjam, sedangkan deviden merupakan suatu pembayaran yang sifatnya permanent atas modal yang diserahkan oleh pemegang saham atau pemilik perusahaan.

Tabel 7
Bentuk Umum Laporan Laba-Rugi Perusahaan

Sales
Less : Cost of good sold
Penjualan
Dikurangi : harga pokok barang yang dijual
Gross Profit
Less : Operating Expenses
Laba kotor
Dikurangi : Biaya-biaya operasi
Operating Profit
Less : Interest Expenses
Laba Operasi
Dikurangi : Beban Tenaga
Net profit before taxes
Less : Taxes
Laba bersih sebelum pajak
Dikurangi : Pajak
Net profit after taxes
Less : Preferred dividend
Laba bersih setelah pajak
Dikurangi : Deviden saham preferren
Earning available for commonstockholders equity
Less : Common stock deviden
Laba yang tersedia bagi para pemegang saham biasa
Dikurangi : Deviden saham biasa
Total retained earning
Laba yang ditahan

No comments:

Post a Comment